Kamis, 28 Februari 2013 : Minggu Kedua Prapaskah (Mazmur)

Mazmur 1 : 1-2, 3, 4 dan 6

Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.

Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.

Bukan demikian orang fasik : mereka seperti sekam yang ditiupkan angin. Sebab TUHAN mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.

Rabu, 27 Februari 2013 : Minggu Kedua Prapaskah (Renungan Kitab Suci)

Hari ini kita mendengarkan lagi tentang pentingnya kerendahan hati, dan kerendahan hati yang memang bukan merupakan simbol penghinaan dan kelemahan, melainkan, simbol kekuatan diri dan kebenaran di hadapan Allah. Kami juga mendengarkan pad hari ini bahwa sebagai orang-orang yang setia kepada Tuhan dan pesan-Nya, hidup ini tidak akan mudah bagi kebanyakan daripada kita, karena dunia ini yang membenci Kristus dan kebenaran-Nya, dan juga iblis yang membenci-Nya, pasti akan juga membenci kita semua yang percaya kepada-Nya.

Kemudian, melalui kerendahan hati, kita juga mempelajari nilai-nilai pelayanan, untuk melayani satu sama lain, mengikuti teladan Kristus yang memimpin dengan contoh, contoh dari kehidupan-Nya sendiri, yang berakhir dengan pengorbanan-Nya di atas kayu salib, yaitu pelayanan utama-Nya kepada semua kita. Dia mengajarkan kita bahwa untuk menjadi seorang pemimpin, kita harus mengutamakan pemberian pelayanan kepada orang lain, dan juga bertanggung jawab untuk orang-orang yang dipercayakan kepada kita. Demikianlah Kristus sebagai Gembala yang Baik menunjukkan teladan-Nya kepada kita, sebagai gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya. Demikian juga seorang pemimpin harus menghilangkan perasaan egoisnya, dan berusaha untuk bekerja untuk kebaikan dan kemakmuran rakyat yang dipimpinnya.

Memang sulit untuk berbuat baik, untuk melakukan tindakan amal dan penuh kasih di dunia ini, karena akan ada banyak orang yang tidak akan senang melihat tindakan seperti itu, dan akan ada juga banyak orang yang menentang TUHAN dan jalan-Nya dan Firman-Nya. Tetapi kita harus tetap berjuang untuk melakukannya, demi kebaikan orang-orang di sekitar kita, dan bagi dunia itu sendiri, bahkan jika dunia membenci kita sedemikian rupa.

Hari ini, dalam sambutannya pada Audiensi Umum terakhir dengan umat-umat Gereja, Bapa Paus kita tercinta, Paus Benediktus XVI telah disebutkan bahwa meskipun ia tidak akan lagi menjadi Paus, dia tidak akan pernah meninggalkan Gereja, melainkan ia akan terus melanjutkan perjuangan dalam kehidupan penuh doa dan oleh karena itu, seperti yang kita semua harus tahu, ia tetap memimpin kita dalam peperangan rohani melawan si jahat dan cara-cara jahatnya, melalui doa.

Karena sesungguhnya, seorang Paus yang berdoa walaupun telah pensiun, akan lebih kuat daripada bahkan ketika ia masih aktif sebagai Paus dan pemimpin Gereja kita. Paus kita juga, meniru Kristus, dalam kerendahan hatinya yang besar, telah memutuskan untuk mundur, dan oleh karena itu memungkinkan orang lain yang lebih mampu untuk melanjutkan pekerjaan baik yang telah ia mulai untuk kebaikan semua orang, khususnya umat beriman dalam Kristus.

Bapa Paus menyebutkan bahwa meskipun ia mengundurkan diri dari salib yang ia telah dilakukan sebagai pemimpin kami, ia tetap berada di kaki salib dalam doa, untuk mendukung Paus baru yang akan menanggung salib Kristus berikutnya, bersama-sama dengan semua orang beriman. Ini adalah simbol sebuah kerendahan hati yang besar, yang dapat kita contoh dan ikuti. Ingatlah juga, Kristus yang Ilahi, TUHAN yang berkuasa, tetapi bersedia merendahkan diri-Nya sendiri sehingga Ia rela mati di kayu salib yang memalukan, namun simbol rasa malu ini melalui pengorbanan-Nya diubah menjadi salib kemenangan. Kita semua sekalian, yang menanggung salib kita sendiri bersama dengan TUHAN, karena itu pun harus mengikuti jejak TUHAN kita, untuk membawa salib kita dalam kerendahan hati, agar beban salib kita pun akan berubah juga menjadi salib kemenangan Kristus.

Tapi, kita tidak berjuang dalam hal ini sendiri, karena Allah pun berjalan bersama kita, Ia yang telah menderita melalui ejekan, penghinaan, dan kematian bagi kita. Dan ingat juga bahwa kita semua, saudara dan saudari dalam Kristus, meniti perjalanan iman ini bersama-sama, menuju TUHAN. Jalan ini tidak akan mudah, dan banyak tantangan yang akan menanti kita, tetapi jika kita tetap setia dalam Kristus, dan percaya kepada satu sama lain, dan yang paling penting membantu satu sama lain dalam perjalanan kita, dan menjaga cinta di pusat keberadaan kita, kita akan menang. TUHANpun tidak akan menang, jikalau tanpa kasih-Nya yang agung, karena kasih-Nya yang tak terbatas bagi kita semua, bersedia untuk melanjutkan, bantalan berat dari semua dosa-dosa kita, melalui penderitaan dan cobaan, dan melalui kutukan dan cela, menuju Kalvari, dan dari sana menuju keselamatan seluruh umat manusia.

Oleh karena itu, saudara dan saudari terkasih dalam Kristus, hari ini, marilah kita berdoa untuk diri kita sendiri, saling mendoakan, dan juga berdoa untuk Bapa Paus kita, yang bersama-sama, meskipun semua penderitaan dan rintangan diletakkan di jalan kita menuju Tuhan, bahwa kita bisa hidup bersama, berjalan bersama-sama, saling membantu, dan saling bahu-membahu salib-salib kita masing-masing, bahwa ketika saatnya tiba, beban dan rasa malu kita akan berubah dengan yang salib kemenangan Kristus, simbol keselamatan.

Mari kita juga berdoa bahwa kita semua akan dapat memulai misi untuk menjangkau orang lain di sekitar kita, untuk meringankan penderitaan dari semua, dan untuk menunjukkan kasih kepada semua orang yang kita jumpai, bahkan bagi mereka yang membenci kita dan mengharapkan kebinasaan dan kehancuran kita.

Semoga TUHAN memberkati kita semua, memberkati Gereja Kudus-Nya, dan juga memberkati Bapa Paus kita, Benediktus XVI. Amin!

Jumat, 15 Februari 2013 : Jumat setelah Rabu Abu (Bacaan Pertama)

Yesaya 58 : 1-9a

Serukanlah kuat-kuat, janganlah tahan-tahan! Nyaringkanlah suaramu bagaikan sangkakala, beritahukanlah kepada umat-Ku pelanggaran mereka dan kepada kaum keturunan Yakub dosa mereka!

Memang setiap hari mereka mencari Aku dan suka untuk mengenal segala jalan-Ku. Seperti bangsa yang melakukan yang benar dan yang tidak meninggalkan hukum Allahnya; mereka menanyakan Aku tentang hukum-hukum yang benar, mereka suka mendekat menghadap Allah, tanyanya : “Mengapa kami berpuasa dan Engkau tidak memperhatikannya juga? Mengapa kami merendahkan diri dan Engkau tidak mengindahkannya juga?”

Sesungguhnya, pada hari puasamu engkau masih tetap mengurus urusanmu, dan kamu mendesak-desak semua buruhmu. Sesungguhnya, kamu berpuasa sambil berbantah dan berkelahi serta memukul dengan tinju dengan tidak semena-mena.

Dengan caramu berpuasa seperti sekarang ini suaramu tidak akan didengar di tempat tinggi. Sungguh-sungguh inikah berpuasa yang Kukehendaki, dan mengadakan hari merendahkan diri, jika engkau menundukkan kepala seperti gelagah dan membentangkan kain karung dan abu sebagai lapik tidur? Sungguh-sungguh itukah yang kausebutkan berpuasa, mengadakan hari yang berkenan pada TUHAN?

Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk, supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri!

Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar dan lukamu akan pulih dengan segera; kebenaran menjadi barisan depanmu dan kemuliaan TUHAN barisan belakangmu. Pada waktu itulah engkau akan memanggil dan TUHAN akan menjawab, engkau akan berteriak minta tolong dan Ia akan berkata : Ini Aku!