Jumat, 15 Februari 2013 : Jumat setelah Rabu Abu (Renungan Kitab Suci)

Hari ini, dan hari-hari lainnya dalam masa Prapaskah ini, kita dianjurkan untuk menjalankan pantang dan berpuasa, dan memusatkan hati kita kembali kepada TUHAN. Dan hari ini, yang merupakan hari Jumat, kita selayaknya berpantang, yaitu menghindari makanan daging, terutama daging merah. Kita juga berpuasa, pada hari-hari seperti Rabu Abu dan Jumat Agung, di mana kita hanya makan satu kali makanan besar dan dua kali makanan kecil maksimum atau snek.

Sudahkah kita semua mengikuti anjuran untuk berpantang dan berpuasa ini? Kegiatan ini sangatlah dianjurkan untuk kita semua ikuti dalam masa Prapaskah ini. Tetapi, bisa muncul pertanyaan, kenapa kita tidak berpuasa layaknya orang Muslim atau orang-orang beragama lain? Kenapa kita tidak berpuasa penuh 40 hari dan hanya makan sekali satu hari saja? Bukankah hal itu lebih cocok dengan tema Prapaskah tentang puasa?

Tidak, kita tidak berpuasa seperti itu karena kita tidak ingin berpuasa itu menjadi semata-mata hanya karena memang kita harus berpuasa, atau bahkan untuk menyombongkan diri. Berpuasa semestinya digunakan untuk semakin mendekatkan diri kita kepada TUHAN, terutama pada masa Prapaskah ini, melalui pertobatan dan kesungguhan hati untuk kembali kepada-Nya. Karena dalam bacaan Kitab Suci dan Injil hari ini, TUHAN menginginkan bukan puasa kita, tetapi terutama Ia menginginkan hati kita yang hancur, jiwa kita yang terpuruk, yang meskipun dalam kehancuran, tapi kita benar-benar ingin kembali kepada-Nya, Ia yang mampu mengobati dan mengembalikan hati kita seperti layaknya hati yang suci dan murni. Karena yang Ia inginkan adalah perubahan yang konkrit, terutama dalam diri kita.

Maka itu marilah memanfaatkan masa Prapaskah ini untuk mengubah diri kita, dari yang tadinya penuh dengan dosa, menjadi sesuatu yang berkenan kepada TUHAN, dan yang memuliakan-Nya. Karena sebenarnya, ketika kita berpuasa, kita melihat ke dalam diri kita, untuk mengubah pandangan kita, dan benar-benar melakukan hal yang dapat semakin mendekatkan diri kita kepada TUHAN. Dan adalah kesalahan besar untuk berpuasa dan berpantang, tetapi sebenarnya malah semakin menjauhkan diri kita daripada-Nya, yaitu sebagai contoh di mana berpantang tetapi justru malah berpesta memakan ikan dan sebagainya yang walaupun tidak termasuk makanan yang kita mesti pantang, tapi dengan berpesta dan berhura-hura telah merupakan fokus yang salah, dan tidak sama sekali mendekatkan diri kita kepada Bapa kita di surga.

Hal yang sama terjadi jikalau kita gusar dan tidak sabar untuk menunggu waktu kita bisa bebas daripada berpuasa, dan pada saatnya tiba, makan sebanyak-banyaknya tanpa pandang bulu. Ini adalah cara yang salah, dan hanya akan menjauhkan kita dari TUHAN, dan menjauhkan kita dari kasih sayangNya yang besar, dan kesempatan yang terbaik adalah dalam masa Prapaskah yang suci ini.

Maka itu saudara-saudari terkasih dalam Kristus, marilah kita, pada masa Prapaskah ini, berpuasa dan berpantang, dan bukan hanya pada hari Jumat saja kita berpantang, tapi kapanpun kita mau melaksanakannya. Tetapi, yang paling penting adalah, kita harus memanfaatkan kesempatan ini untuk introspeksi diri, dan melihat ke dalam diri kita sendiri, dan menggunakan kesempatan ini untuk benar-benar kembali kepada jalan TUHAN yang benar, dan semakin mendekatkan diri kita kepada-Nya, kepada kasihNya yang agung dan setia. Semoga TUHAN Allah kita yang mahakuasa memberkati kita senantiasa sepanjang masa Prapaskah ini, dan semoga masa ini membawa berkah pada kita semua. Amin.