Senin, 25 Februari 2013 : Minggu Kedua Prapaskah (Renungan Kitab Suci)

Kita telah mendengar bahwa, panggilan untuk melakukan pada orang lain, apa yang kita ingin dilakukan untuk diri kita sendiri. Untuk menunjukkan belas kasihan dan kasih kepada orang lain, jika kita sendiri ingin mendapatkan rahmat dan dikasihi. Untuk merawat orang lain jika kita ingin menerima perawatan seperti ini juga, dan untuk mengampuni orang lain jika kita ingin diampuni. Allah menginginkan kita untuk saling mengasihi seperti Dia telah mengasihi kita, dan melalui Kristus, Firman-Nya, Dia mengajarkan kita bagaimana untuk melakukannya.

Banyak dari kita lebih memilih untuk menjaga diri kita sendiri dan terpendam dalam kesombongan kita sendiri dan kekuatan kita, dan kita sering bahkan membawa kerugian kepada orang lain baik secara sengaja atau tidak sengaja, dalam pencarian kita untuk membuat diri kita lebih baik dan semakin baik lagi. Kita berpikir bahwa hanya kita sendiri lebih baik dan di atas orang yang lain. Bahwa kita berada di atas, maka kita dapat mencela, dan itulah sebabnya kami ingin menghakimi orang lain, membandingkan antara kami dan mereka. Hal ini sangat umum bahwa kita terlihat sangat pada diri kita sendiri, tapi ini adalah apa yang menyebabkan kita untuk mulai menilai dan memiliki prasangka terhadap orang lain di sekitar kita.

Tetapi TUHAN telah membawa bersama-Nya, yaitu perintah-Nya yang merupakan kasih, yang Ia mengajarkan kita melalui Kristus, Anak-Nya. Apakah perintah kasih ini? Ini adalah perintah bagi kita untuk mengasihi satu sama lain sama seperti kita mengasihi diri kita sendiri. Kami ingin mencintai diri kita sendiri, dan kami ingin menikmati diri kita sendiri, tapi terlalu sering kita mengabaikan untuk melihat penderitaan pada mereka di sekitar kita, hanya karena kita terlalu fokus pada diri kita sendiri. Ada banyak penderitaan di dunia ini, dan hanya kita yang bisa membuat perbedaan.

Hal ini tidak mudah memaafkan seseorang yang telah melakukan kejahatan kepada kita, dan itu tidak mudah untuk berbagi kasih dengan musuh kita dan mereka yang membenci kita. Hal ini jelas tidak mudah untuk tidak berprasangka dan menghakimi pada seseorang, seperti yang sangat sering kita hanya melompat ke kesimpulan dan membentuk penilaian cepat berdasarkan pandangan buruk kita pada orang lain dan apa yang mereka lakukan. Hal ini juga sulit bagi kita untuk memberi, tidak hanya secara material, tetapi juga dalam bentuk karunia rohani, yaitu cinta kepada orang lain. Namun, TUHAN ingin kita mulai melakukan semua ini, dan untuk meninggalkan masa lalu kita, cara berdosa. Sebab jika kita tidak mulai melakukan semua ini, bahkan dari yang terkecil dari langkah-langkah, kita selamanya akan terperosok dalam siklus dosa, dan karena itu, kematian.

Melalui Gereja, kita telah belajar nilai-nilai pengampunan, belas kasih, keadilan, dan kasih. Karena itu marilah kita saudara dan saudari, belajar untuk melakukan apa yang TUHAN telah mengajarkan kita lakukan. Tidak menunggu orang lain pertama untuk mengampuni kita atau menunjukkan cinta kepada kita, tetapi proaktif, bagi Gereja kita tidak pasif, tapi yaitu Gereja yang aktif dan hidup, dan melalui tindakan aktif kita, kita memang bisa membuat banyak perbedaan dalam kami dunia saat ini, mulai dari orang-orang terdekat kita, keluarga kita, teman-teman dan kerabat, dan akhirnya orang-orang yang lain, dan yang paling penting orang-orang yang membenci kita dan tidak menyukai kami.

Mari kita mengambil langkah pertama dalam segala hal, dan sangat penting, untuk tidak mengharapkan perilaku timbal balik dari pihak lain. Ketika kita melakukan hal-hal, melakukannya dengan tulus, dan keluar dari cinta murni pada orang lain, pada mereka yang mengasihi kita, dan orang-orang yang membenci kita. Jika kita berharap untuk dibalas, maka kita akhirnya melakukan hal itu keluar dari keinginan akan pahala dan karena itu kita tidak tulus. Sebaliknya, lakukanlah apa yang kita bisa, dengan sebab karena pertama kita mencintai semua saudara dan saudari sesama seperti kita mengasihi TUHAN, dan karena kita mematuhi perintah-perintah TUHAN. Hal-hal yang disebutkan Yesus dalam Injil hari ini akan datang pada waktunya, dan tidakkah Bapa kita di surga mengampuni kita jika kita mengampuni mereka yang berdosa terhadap kita? Ingatlah doa Bapa Kami.

Untuk apapun baik yang kita lakukan di dunia ini, dan ketika kita melakukannya secara rahasia dan kerendahan hati, dan ketika kita melakukannya untuk kemuliaan Allah yang lebih besar, besar adalah pahala kita di surga. Jangan menunggu untuk itu, dan tidak mencarinya, untuk itu akan datang hanya ketika kita tidak berhenti sejenak untuk mencari kemuliaan kita sendiri, tetapi terus dalam ketekunan dan iman, untuk melakukan apa yang baik bagi saudara-saudara kita di dalam Kristus. Semoga Allah memberkati kita, misi kita, dan semua orang di sekitar kita, bahwa kita semua akan dapat saling mengasihi dalam cinta yang adalah Allah, dan memaafkan kesalahan satu sama lain, bahwa kita semua akan dianggap layak oleh Kristus TUHAN kita. Amin.

Senin, 25 Februari 2013 : Minggu Kedua Prapaskah (Bacaan Injil)

Lukas 6 : 36-38

Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati. Janganlah kamu menghakimi, maka kamu pun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamu pun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni.

Berilah dan kamu akan diberi : suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.

Senin, 25 Februari 2013 : Minggu Kedua Prapaskah (Mazmur)

Mazmur 78 : 8, 9, 11, 13

Janganlah perhitungkan kepada kami kesalahan nenek moyang kami; kiranya rahmat-Mu segera menyongsong kami, sebab sudah sangat lemah kami.

Tolonglah kami, ya Allah penyelamat kami, demi kemuliaan Nama-Mu! Lepaskanlah kami dan ampunilah dosa kami oleh karena Nama-Mu!

Biarlah sampai ke hadapan-Mu keluhan orang tahanan; sesuai dengan kebesaran lengan-Mu, biarkanlah hidup orang-orang yang ditentukan untuk mati dibunuh!

Maka kami ini, umat-Mu, dan kawanan domba gembalaan-Mu, akan bersyukur kepada-Mu untuk selama-lamanya, dan akan memberitakan puji-pujian untuk-Mu turun temurun.

Senin, 25 Februari 2013 : Minggu Kedua Prapaskah (Bacaan Pertama)

(Pertama-tama, saya ingin memohon maaf, karena jadwal yang sangat sibuk, dan karena kesibukan yang berasal dari pentahbisan Uskup Agung Koadjutor Keuskupan Agung Singapura yang dilaksanakan Jumat lalu, 22 Februari 2013, saya tidak mampu untuk menulis dan menerbitkan post saya di blog ini dalam seminggu terakhir ini. Mulai hari ini, Senin, 25 Februari 2013, saya akan meneruskan blog saya ini lagi. Semoga TUHAN Allah selalu memberkati saudara sekalian).

 

Daniel 9 : 4b-10

Ah TUHAN, Allah yang maha besar dan dahsyat, yang memegang Perjanjian dan kasih setia terhadap mereka yang mengasihi Engkau serta berpegang pada perintah-Mu! Kami telah berbuat dosa dan salah, kami telah berlaku fasik dan telah memberontak, kami telah menyimpang dari perintah dan peraturan-Mu, dan kami tidak taat kepada hamba-hamba-Mu, para nabi, yang telah berbicara atas nama-Mu kepada raja-raja kami, kepada pemimpin-pemimpin kami, kepada bapa-bapa kami dan kepada segenap rakyat negeri.

Ya TUHAN, Engkaulah yang benar, tetapi patutlah kami malu seperti pada hari ini, kami orang-orang Yehuda, penduduk kota Yerusalem dan segenap orang Israel, mereka yang dekat dan mereka yang jauh, di segala negeri kemana Engkau telah membuang mereka oleh karena mereka berlaku murtad terhadap Engkau.

Ya TUHAN, kami, raja-raja kami, pemimpin-pemimpin kami dan bapa-bapa kami patutlah malu, sebab kami telah berbuat dosa terhadap Engkau. Pada TUHAN, Allah kami, ada kesayangan dan keampunan, walaupun kami telah memberontak terhadap Dia, dan tidak mendengarkan suara TUHAN, Allah kami, yang menyuruh kami hidup menurut hukum yang telah diberikan-Nya kepada kami dengan perantaraan para nabi, hamba-hamba-Nya.

Jumat, 15 Februari 2013 : Jumat setelah Rabu Abu (Renungan Kitab Suci)

Hari ini, dan hari-hari lainnya dalam masa Prapaskah ini, kita dianjurkan untuk menjalankan pantang dan berpuasa, dan memusatkan hati kita kembali kepada TUHAN. Dan hari ini, yang merupakan hari Jumat, kita selayaknya berpantang, yaitu menghindari makanan daging, terutama daging merah. Kita juga berpuasa, pada hari-hari seperti Rabu Abu dan Jumat Agung, di mana kita hanya makan satu kali makanan besar dan dua kali makanan kecil maksimum atau snek.

Sudahkah kita semua mengikuti anjuran untuk berpantang dan berpuasa ini? Kegiatan ini sangatlah dianjurkan untuk kita semua ikuti dalam masa Prapaskah ini. Tetapi, bisa muncul pertanyaan, kenapa kita tidak berpuasa layaknya orang Muslim atau orang-orang beragama lain? Kenapa kita tidak berpuasa penuh 40 hari dan hanya makan sekali satu hari saja? Bukankah hal itu lebih cocok dengan tema Prapaskah tentang puasa?

Tidak, kita tidak berpuasa seperti itu karena kita tidak ingin berpuasa itu menjadi semata-mata hanya karena memang kita harus berpuasa, atau bahkan untuk menyombongkan diri. Berpuasa semestinya digunakan untuk semakin mendekatkan diri kita kepada TUHAN, terutama pada masa Prapaskah ini, melalui pertobatan dan kesungguhan hati untuk kembali kepada-Nya. Karena dalam bacaan Kitab Suci dan Injil hari ini, TUHAN menginginkan bukan puasa kita, tetapi terutama Ia menginginkan hati kita yang hancur, jiwa kita yang terpuruk, yang meskipun dalam kehancuran, tapi kita benar-benar ingin kembali kepada-Nya, Ia yang mampu mengobati dan mengembalikan hati kita seperti layaknya hati yang suci dan murni. Karena yang Ia inginkan adalah perubahan yang konkrit, terutama dalam diri kita.

Maka itu marilah memanfaatkan masa Prapaskah ini untuk mengubah diri kita, dari yang tadinya penuh dengan dosa, menjadi sesuatu yang berkenan kepada TUHAN, dan yang memuliakan-Nya. Karena sebenarnya, ketika kita berpuasa, kita melihat ke dalam diri kita, untuk mengubah pandangan kita, dan benar-benar melakukan hal yang dapat semakin mendekatkan diri kita kepada TUHAN. Dan adalah kesalahan besar untuk berpuasa dan berpantang, tetapi sebenarnya malah semakin menjauhkan diri kita daripada-Nya, yaitu sebagai contoh di mana berpantang tetapi justru malah berpesta memakan ikan dan sebagainya yang walaupun tidak termasuk makanan yang kita mesti pantang, tapi dengan berpesta dan berhura-hura telah merupakan fokus yang salah, dan tidak sama sekali mendekatkan diri kita kepada Bapa kita di surga.

Hal yang sama terjadi jikalau kita gusar dan tidak sabar untuk menunggu waktu kita bisa bebas daripada berpuasa, dan pada saatnya tiba, makan sebanyak-banyaknya tanpa pandang bulu. Ini adalah cara yang salah, dan hanya akan menjauhkan kita dari TUHAN, dan menjauhkan kita dari kasih sayangNya yang besar, dan kesempatan yang terbaik adalah dalam masa Prapaskah yang suci ini.

Maka itu saudara-saudari terkasih dalam Kristus, marilah kita, pada masa Prapaskah ini, berpuasa dan berpantang, dan bukan hanya pada hari Jumat saja kita berpantang, tapi kapanpun kita mau melaksanakannya. Tetapi, yang paling penting adalah, kita harus memanfaatkan kesempatan ini untuk introspeksi diri, dan melihat ke dalam diri kita sendiri, dan menggunakan kesempatan ini untuk benar-benar kembali kepada jalan TUHAN yang benar, dan semakin mendekatkan diri kita kepada-Nya, kepada kasihNya yang agung dan setia. Semoga TUHAN Allah kita yang mahakuasa memberkati kita senantiasa sepanjang masa Prapaskah ini, dan semoga masa ini membawa berkah pada kita semua. Amin.

Jumat, 15 Februari 2013 : Jumat setelah Rabu Abu (Mazmur)

Mazmur 50 : 3-4, 5-6a, 18-19

Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar! Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!

Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, aku senantiasa bergumul dengan dosaku. Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa dan melakukan apa yang Kauanggap jahat.

Sebab Engkau tidak berkenan kepada korban sembelihan; sekiranya kupersembahkan korban bakaran, Engkau tidak menyukainya. Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.

Jumat, 15 Februari 2013 : Jumat setelah Rabu Abu (Bacaan Pertama)

Yesaya 58 : 1-9a

Serukanlah kuat-kuat, janganlah tahan-tahan! Nyaringkanlah suaramu bagaikan sangkakala, beritahukanlah kepada umat-Ku pelanggaran mereka dan kepada kaum keturunan Yakub dosa mereka!

Memang setiap hari mereka mencari Aku dan suka untuk mengenal segala jalan-Ku. Seperti bangsa yang melakukan yang benar dan yang tidak meninggalkan hukum Allahnya; mereka menanyakan Aku tentang hukum-hukum yang benar, mereka suka mendekat menghadap Allah, tanyanya : “Mengapa kami berpuasa dan Engkau tidak memperhatikannya juga? Mengapa kami merendahkan diri dan Engkau tidak mengindahkannya juga?”

Sesungguhnya, pada hari puasamu engkau masih tetap mengurus urusanmu, dan kamu mendesak-desak semua buruhmu. Sesungguhnya, kamu berpuasa sambil berbantah dan berkelahi serta memukul dengan tinju dengan tidak semena-mena.

Dengan caramu berpuasa seperti sekarang ini suaramu tidak akan didengar di tempat tinggi. Sungguh-sungguh inikah berpuasa yang Kukehendaki, dan mengadakan hari merendahkan diri, jika engkau menundukkan kepala seperti gelagah dan membentangkan kain karung dan abu sebagai lapik tidur? Sungguh-sungguh itukah yang kausebutkan berpuasa, mengadakan hari yang berkenan pada TUHAN?

Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk, supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri!

Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar dan lukamu akan pulih dengan segera; kebenaran menjadi barisan depanmu dan kemuliaan TUHAN barisan belakangmu. Pada waktu itulah engkau akan memanggil dan TUHAN akan menjawab, engkau akan berteriak minta tolong dan Ia akan berkata : Ini Aku!

Kamis, 14 Februari 2013 : Kamis setelah Rabu Abu (Renungan Kitab Suci)

Saudara saudari yang terkasih dalam Kristus, untuk mengikuti Yesus Kristus, TUHAN kita, tidaklah mudah, karena jikalau kita mengikuti Dia, kita pun juga harus melalui cobaan dan kesusahan, dan melalui berbagai penghadang, seperti layaknya Kristus sendiri telah menghadapi cobaan besar ini, dan akhirnya disalibkan di atas bukit Kalvari demi keselamatan kita semua. Kristus mengharapkan agar kita semua sekarang juga membawa salib kita sendiri bersama Dia, dan menghadapi segala cobaan, penderitaan, dan hambatan yang menghadapi TUHAN dan umatNya, yang berusaha untuk menghambat misi Kristus yang agung, untuk menyelamatkan seluruh umat manusia dari belenggu iblis dan dosa.

Marilah kita semua tetap pada jalan yang lurus menuju TUHAN, dengan dipimpin oleh Kristus. Marilah memusatkan perhatian dan hati kita kepada TUHAN dan mengarahkan hati kita semua kepada-Nya selalu. Hidup kita di dunia ini sungguhlah pendek dan hanya sementara. Tapi walaupun hidup kita hanyalah pendek dalam dunia ini, apapun yang kita lakukan dalam hidup ini sangatlah penting, karena tanpa melakukan hal-hal yang membuat hati kita tetap bertumpu dan terarah pada TUHAN, pada akhir hidup kita, kita tidak akan dapat mencapai TUHAN yang mengasihi kita semua.

Kristus telah membuat perjalanan kita kembali kepada TUHAN menjadi suatu kemungkinan. Melalui kematianNya dan kebangkitanNya, jembatan agung telah muncul untuk menyeberangi jurang yang berada di antara kita dan Bapa kita di surga. Inilah mengapa Kristus mesti menderita dan mengalami penolakan dan akhirnya mati di salib, karena tanpa korban Kristus, Ia yang merupakan Imam Agung kita, dan yang mengantarai kita semua dan TUHAN, kita tidak akan mampu bersatu kembali dengan TUHAN, karena jurang yang tak terseberangi  berada di antara kita dan Dia. Hanya Kristus, Anak Domba Allah, yang berhak menjadi jembatan di antara kita dan Bapa di surga.

Tidak ada cinta kasih yang lebih besar daripada orang yang memberikan hidupnya dan nyawanya kepada teman-temannya. Inilah yang telah dilakukan Kristus kepada kita semua, karena kita semua adalah saudara-saudari Kristus, dan bukanlah hanya sahabatNya. Dia begitu mengasihi kita semua bahwa Dia rela untuk menghadapi segala penderitaan dalam perjalanan ke Kalvari, dan dalam kesetiaan penuh kepada BapaNya di surga, dan untuk mati di Kalvari untuk membebaskan kita semua dari iblis yang jahat dan belenggu dosa. Maka itu iblis membenci Kristus, dan juga kita semua yang telah diselamatkan Kristus melalui Darahnya yang Mulia.

Iblis mempunyai banyak kemampuan untuk menjauhkan kita dari jalan yang benar menuju TUHAN. Cobaan dunia ini adalah senjata ampuh yang dipunyai Iblis untik menghadapi kita. Berhala-berhala baru banyak muncul di dunia kita sekarang ini, contohnya adalah uang, kenikmati duniawi, bujukan komersil dan kemakmuran, dan banyak lagi yang lain. Seperti yang diucapkan oleh Nabi Musa dalam bacaan pertama kita hari ini, kita memang memiliki pilihan, yaitu menerima bujukan dan rayuan duniawi ini, menyembah berhala-berhala ini dan memalingkan hati kita dari TUHAN, atau menolak segala bujukrayu duniawi ini, dan memusatkan diri kita semua benar-benar menuju TUHAN yang mengasihi kita.

Jalan ini tidaklah mudah, sebab dunia ini, yang dipenuhi kejahatan Iblis, membenci TUHAN, dan maka itu juga akan melakukan berbagai hal yang ia mampu untuk menghadang jalan kita menuju Dia. Penderitaan dan halangan ini tidak hanya berupa penderitaan jasmani, tapi juga merupakan penderitaan rohani dan ragawi. Tetapi, semua hal ini tidaklah semestinya menjadikan kita untuk membenci dunia ini, atau menjauhkan diri kita darinya. Semestinya, kita justru semestinya menerima segala hambatan dan cobaan, dan penderitaan tersebut, dan menjadikan semuanya menjadi sukacita, karena kita tahu bahwa walaupun cobaan dan apapun yang ada yang menghalangi kita, TUHAN senantiasa bersama kita dan berjalan bersama kita semua. Jika kita semua tetap setia kepada-Nya, kita pun akan Ia hargai dengan kasihNya dan tempat dalam KerajaanNya, di mana kita telah disediakan tempat olehNya.

Tetapi, janganlah mendatangi TUHAN dengan tangan yang kosong, karena di dunia kita ini, masih banyak yang berada dalam kegelapan dan belum memulai perjalanan mereka menuju TUHAN, yang hilang dalam kegelapan, dan bahkan yang membenci dan menghujat Dia, yang dimanfaatkan oleh Iblis untuk melawan TUHAN dan kita, para hamba TUHAN. Marilah kita ulurkan tangan kita dan mencapai mereka, dan semoga, dengan berkat Kristus, kita dapat mencapai kembali para saudara-saudari kita yang berada dalam kegelapan. Ingatlah, bahwa Kristus telah datang untuk menyelamatkan seluruh umat manusia, termasuk mereka yang telah menolakNya dan menyalibkan Dia. Kristus mengampuni mereka, dan selama mereka dapat memalingkan hati mereka kembali kepada TUHAN, mereka semua pun berhak atas kehidupan kekal bersama kita semua.

Dan maka itu, marilah kita semua merendahkan hati kita, dan mengikuti jejak Kristus yang telah mati demi menyelamatkan kita dari kematian kita masing-masing. Pada masa Prapaskah ini, marilah menjadikan masa ini sebagai masa yang bermakna dan yang menjadikan iman kita kepada TUHAN semakin kokoh, dan juga bagi iman saudara-saudari kita di sekeliling kita. Marilah kita semua memilih jalan menuju TUHAN, dan menjadikan diri kita penuh dengan cintaNya dan menyucikan diri kita, sehingga kita semua, setelah masa Prapaskah ini selesai, dapat tumbuh dalam iman, harapan, dan kasih, terutama dalam Tahun Iman yang agung ini. Amin.

Kamis, 14 Februari 2013 : Kamis setelah Rabu Abu (Bacaan Injil)

Lukas 9 : 22-25

Dan Yesus berkata : “Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.”

Kata-Nya kepada mereka semua : “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya.”

“Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri?”

Kamis, 14 Februari 2013 : Kamis setelah Rabu Abu (Mazmur)

Mazmur 1 : 1-2, 3, 4 dan 6

Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.

Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.

Bukan demikian orang fasik : mereka seperti sekam yang ditiupkan angin. Sebab TUHAN mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.